Minggu, 17 September 2017

Belajar Ilmu Tajwid

Membaca Ilmu Tawid
Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah, mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran.
Tajwīd (تجويد) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا)dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.
Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam pembacaan Al-Quran, diantaranya :
a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf
b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf
c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf
d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid
f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani
Arti lainnya dari ilmu tajwid adalah melafazkan, membunyikan dan menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan dalam ayat Al-Quran. Menurut para Ulama besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari tajwid adalah Fardhu Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu tajwd ketika memabaca Al-Quran dan Fardhu ‘Ain atau wajib hukumnya baik laki-laki atau perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang baru masuk dan mempelajari Islam dan KitabNya.
Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna.
Berikut ini ada dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap HambaNya untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, diantaranya :
1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W. Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).
3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan para ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau sesuatu yang fardhu dan wajib.
Hukum-hukum dalam tajwid beserta komponen ilmu tajwid yang harus dikenal dipelajari, dipahami serta diamalkan dalam membaca Al-Quran, antara lain :
1. Hukum Ta’awuz dan Basmalah
Isti’azah atau taawuz adalah melafazkan atau membunyikannya : “A’uzubillahi minasy syaitaanir rajiim” (ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ)
cara melafazkan basmalah adalah bunyinya:
“Bismillahir rahmaanir rahiim” (ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ).
Terdapat 4 cara membaca iati’azah, basmalah dan surat :
a. memutuskan isti’azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,
b. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
c. membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
d. membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.
Terdapat 4 cara membaca basmalah di antara dua surat. Membaca basmalah adalah tanda awal dimulai suatu bacaan dalam surat Al-Quran. Guna dari membaca basmalah suatu keharusan dengan tujuan :
a. Basmalah sebagai pemisah dengan surat Al-Quran yang lain
b. Sebagai penghubung dengan awal surat Al-Quran
c. Sebagai penghubung dari kesemua surat Al-Quran
d. Menghubungkan akhir surat dengan basamalah, lalu berhenti. Namun basamalah tidak selalu menjadi surat awal yang harus terus dibaca untuk melanjutkan surat berikutnya. Walau bagaimana pun, tidak harus membaca demikian karena dikhawatirkan ada yang mengganggap basmalah merupakan salah satu ayat daripada surat yang sebelumnya.
Dalam ilmu tajwid juga dikenal ada 9 hukum bacaan yang isinya menjelaskan bagian-bagian tanda baca dan cara melafazkannya atau pengucapannya, antara lain :
A. Hukum nun mati dan tanwin, terdiri dari : 
Contoh : ayat diatas merupakan surat Al-Quran ( QS: Al-Baqarah ayat 145 ), huruf yang diberi warna (merah : izhar halqi), (hijau : idgham), ( biru : ikhfa haqiqi), ( ungu : iqlab).
1. Izhar Halqi
Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus “jelas” Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti: alif/hamzah(ء), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), dan ha’ (). Izhar Halqi yang artinya dibaca jelas.
Contoh : نَارٌ حَامِيَةٌ
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya’ (ي), maka ia harus dibaca lebur dengan dengung.
Contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.
3. Idgham Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra’ (ر) dan lam (ل), maka ia harus dibaca lebur tanpa dengung.
Contoh: مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.
4. Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi bunyi mim (م).
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna
5. Ikhfa’ haqiqi
Jika nan mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta’(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط)zho (ظ), fa’ (ف), qof (ق), dan kaf (ك), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ
B. Hukum mim mati
Selain hukum nun mati dan tanwin adapula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan huruf mim mati (مْ) yang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu.
Contoh bacaan diatas diambil dari (QS: Al-Mu’minun :55-59) yang diberi tanda warna  (biru : ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar  syafawi).
Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah :
1. Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)
2. Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
3. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
C. Hukum mim dan nun tasydid
Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ
D. Hukum alif lam ma’rifah
Alif lam ma’rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal atau awal dari kata yang bermakna nama atau isim. Terdapat dua jenis alif lam ma’rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
– Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah(ء), ba’ (ب), jim (ج), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), fa’ (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha’ (ﮬ) dan ya’ (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
– Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta’ (ت), tha’ (ث), dal (د), dzal (ذ), ra’ (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.
E. Hukum idgham
Idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:
– Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
– Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ – yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
– Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏ
F. Hukum mad
Mad yang artinya yaitu melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far’i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya’ dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.
G. Hukum ra’
Hukum ra’ adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra’ dalam bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.
* Bacaan ra’ harus dikasarkan apabila:
1. Setiap ra’ yang berharakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
2. Setiap ra’ yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
3. Ra’ berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
4. Ra’ berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra’ tadi berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
* Bacaan ra’ yang ditipiskan adalah apabila:
1. Setiap ra’ yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
2. Setiap ra’ yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
3. Ra’ mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
* Bacaan ra’ yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’ yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ
Isti’la’ (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha’ (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).
H. Qalqalah
Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba’ (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
– Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
– Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ
I. Waqaf (وقف)
Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
– ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya
– ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya
– ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya
– ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.
Tanda-tanda waqaf lainnya :
1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3.tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti
5. tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad
6. tanda sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari “Al-washl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari “Qiila alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan
8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari “Qad yuushalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan
9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti
10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan
11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
12. tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak
13. tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari “Kadzaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul
14. tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Sebenarnya masih banyak hukum bacaan dan tanda bacaan dalam Al-Quran bila dipelajari memerlukan waktu pemahaman yang cukup lama agar fasih dan benar dalam membaca, melafazkan dan pengucapan harakat (panjang-pendeknya suatu bacaan), tajwid lainnya yang harus dipelajari dan dipahami. Lebih baik lagi apabila mempelajari kitab Iqro (kitab kecil ).

Minggu, 27 Agustus 2017

Cara Cepat Menghafal Al-Qur'an Dalam 15 Menit

AL-QUR'AN
Al-Qur'an (ejaan KBBI: Alquran, bahasa Arab: القرآن al-Qurʾān) adalah kitab suci berbahasa Arab yang Allah wahyukan kepada nabi Muhammad S.A.W melalui perantaraan Malaikat Jibril.Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan kepada seluruh umat manusia.Seiring dengan bertambahnya pemahaman masyarakata tentang keutamaan menghafal Al Qur’an, maka berkembang pula berbagai metode untuk memudahkan kita menghafal Al Qur’an. Namun sesungguhnya sukses atau tidaknya harapan kita tergantung seberapa besar niat kita dan seberapa sungguh-sungguh kita dalam mengistiqomahkan diri.
Berikut adalah salah satu cara yang dapat menjadi alternatif dalam usaha kita menghafal Al Qur’an. Ini merupakan tulisan dari Syekh Wahid Abdussalam Bali. Berikut pemaparannya:

Caranya sangat sederhana, bisakah anda sisihkan waktu anda 15 menit saja perhari? Yang saya mau, cukup 15 menit saja, 15 menit dari waktu anda setiap seharinya, 15 menit dari waktumu setiap hari. Dan insya Allah anda dapat menghapal Al-Quran dengan sempurna, saya berkata apa? SEMPURNA. Maaf , sebelum saya sampaikan kepada anda: Bagaimana cara menghapal Al-Quran? Simak dengan seksama kisah berikut ini:

Dilansir Muslimahzone. Di desa kami ada beberapa akhwat di mesjid (khusus wanita). Mereka mengumpulkan para wanita lansia (Lanjut Usia), umurnya sekitar 50 – 60 tahun yang tidak bisa baca dan tulis, hapalan mereka kisaran Al-Falaq dan An Nas, yakni beberapa surat saja, agar shalat mereka sah. Dan hapalan awal mereka surat Al Fatihah dan Al Mu’awwidzat, surah-surah pendek dan hapalan bertasyahud. Maka mulailah para ibu-ibu datang, lalu ukhti tadi membaca Al Fatihah, dan para ibu-ibu mengikuti bacaannya dengan diulang-ulang, sampai ibu-ibu tadi hapal Al Fatihah dengan baik, lalu Mu’awwidzat, lalu menghapal tasyahud lalu menghapal surah surah pendek dengan mengikuti guru berulang-ulang. Anda pun bisa melakukannya di rumah, ambil kaset suara Al-Hushyairy dalam kaset mushaf mu’allim, stel di tape, ketika Qori membaca, anda bisa mngikuti bacaannya, dan diulang-ulang. Dan sekarang ada program computer dalam bentuk CD namanya mushaf mu’allim, bacaannya dapat di ulang 9 kali dan anda terus ikuti bacaannya berulang ulang sampai hapal, ok…!

Akhwat tadi mereka tidak mempunyai computer, akhwat mulai membaca dan mengajarkan ibu-ibu tadi hanya sekali seminggu, khusus wanita, mereka menghapal surah-surah pendek. Akhwat tadi bertanya kepada ibu-ibu, “hapalannya di tambah ya…!!! ibu-ibu menyahut: Ya…!!! Tambahkan saja hapalannya!” hapalan mereka terus menerus bertambah, sehingga mereka hapal Jus ‘Amma seluruhnya, sehingga merasakan nikmatnya Iman dan lezatnya AlvQuran, mereka juga hapal Juz Tabarak. Mereka memulai Juz Tabarak, 5 ayat – 5 ayat atau 3 ayat – 3 ayat, dan hapal seluruhnya Juz Tabarak. Mereka juga hapal Juz Qad Sami’a. Lalu kami pun mengadakan perlombaan buat mereka dan mulailah para wanita ini menghapal Al-Quran. Anda tahukan??? Ibu ibu tadi tidak bisa baca dan tidak bisa tulis. Pemenang pertama kami beri hadiah. Berapa juz ia hapal??? Berapa Juz??? Berapa yang anda kira??? Dia hapal Al-Quran 28 Juz, ia berumur 62 tahun, Dia tidak bisa baca dan tidak bisa tulis. Ia menghapal dengan cara mendengar dari rekaman (kaset) dan dari guru perempuannya yang memudahkannya, dan hapal dengan baik.
Lalu setelahnya berumur 50 tahun, ada yang 18 Juz, 15 Juz, 14 Juz dan 28 Juz, ibu-ibu tua buta huruf yang tidak bisa baca dan tulis. Lalu anda ya Ustadz, bapak, Doktor, berapa Juz yang anda hapal??? Atau anda hanya menghapal surah pendek saja? Bukan merupakan aib anda wahai Doktor, untuk mulai menghapal satu Juz, kemudian dua Juz. Saya demi Allah, bersama anda tadi TAKJUB melihat/ mendengar kisah tadi, sungguh…Kenapa??? Saya hanya katakan kepada Anda, 15 menit, seperempat jam tiap hari, 10 menit tiap hari, anda menghapal 3 ayat, Amma yatasa alun(1) Aninnabail Adzim(2) Allazi hum fihi mukhtalipun(3), Anda siap hafalkan hari ini? Tidak sulit bukan???

Lanjut … Saya katakan: bukan hal yang sulit bagi anda, hanya 3 ayat dan selama 10 menit pun anda sudah hapal. Dengan demikian kita mulai sekarang Insya Allah. Kita mulai… kita mulai…saya akan berikan caranya, (ambillah kertas dan pena), saya akan berikan cara atau tekhnisnya Insya Allah. Oke mulailah (anda tulis) anda benar benar menghapal dengan mudah, tidak akan sulit sama sekali, tidak akan mengganggu pekerjaan, maupun tugas maupun perdagangan anda, cukup 15 menit perhari, pilih waktu kapan pun yang anda suka, yang penting hanya 15 menit perhari, lanjut???

Yang pertama : NIAT YANG IKHLAS KARENA ALLAH.

Mengikhlaskan niat anda pada Allah, yakni; untuk apa Anda menghapal Al-Quran? Menghapal Al-Quran hanya untuk Allah, agar dapat masuk surga, agar menjadi orang orang yang dicintai Allah, dan orang orang pilihan-Nya, agar Al-Quran dapat menaungi anda pada hari kiamat, supaya surah Al Baqarah dan Al-Imran dapat memberi anda syafaat pada hari kiamat, pokoknya ikhlas pada Allah, tujuan yang utama adalah mengikhlaskan niat pada Allah.

Yang kedua : MENGHAFAL DARI SATU CETAKAN MUSHAF.

Menghafal AlQuran dari satu cetakan, jangan anda hapalkan setiap surah dari cetakan yang saling berbeda, sehingga nantinya hafalan anda bergantung pada banyak cetakan. Anda harus hafalkan dari satu cetakan, ok! Saya katakan apa tadi??? Menghafal dari satu cetakan. Anda bisa dapatkan salah satu dari cetakan yang terkenal, seperti cetakan Malik Fahd ataupun cetakan Madinah Munawwarah, dan mulailah anda menghafal dari cetakan tersebut.

Yang ketiga : MENYETOR HAFALAN DI HADAPAN QORI YANG MAHIR.

Siapapun orang yang anda jumpai, atau imam masjid manapun, setorkan hapalan anda di hadapannya 3 ayat. Dan anda tidak merasa keberatan, Demi Allah!!! Anda tidak akan merasa berat, kawan anda di kantor pun bisa, katakan: tolong dengarkan bacaan saya, rekan kerja pun bisa, atau siapapun yang anda jumpai di mesjid, katakan: tolong dengarkan bacaan saya 3 ayat saja. Anda tidak akan merasa keberatan bukan??? Demi Allah anda akan merasakan nikmatnya AlQuran dan dengan AlQuran anda akan semakin dekat kepada Allah. Anda baca 3 ayat, dan saya tidak katakan pada anda bahwa harus di hadapan mereka yang sudah meraih gelar Doktor, dan menghafal di hadapannya, tidak!! Al Quran tidak ada kaitannya dengan gelar Doktoral, Magister, AlQuran hanya butuh kaidah dalam membaca. Anda cukup pelajari kaidah tajwid, tidak akan sulit, sama sekali tidak akan ada kesulitan, insya Allah cukup membaca di hadapan siapa saja yang anda percaya? 1 Juz misalnya, kemudian anda pulang dan membaca sendiri dengan computer, masih nomor satu yaitu: membaca atau menghafal di hadapan Qori yang mahir dan anda bisa dapatkan cd mushaf mu’allim yang dapat diulang ulang, kemudian anda masukkan ke computer, kemudian anda ikuti bacaannya, agar bacaan anda bagus, Ada CD dengan suara Hudzaifi, ada juga dengan suara alminsyawi, Abdul Basith, pilih sesuai yang anda inginkan, kemudian anda baca setelahnya dan ikutilah bacaan mereka, ikuti supaya anda bisa mengucapkan huruf-hurufnya dengan benar.

Yang ke empat : MENGHAFAL SETELAH FAJR ( SUBUH ).

Menghapal setelah terbitnya fajar, kenapa saya katakan menghafalnya setelah fajar? Karena waktu fajar adalah waktu yang baik dan penuh berkah. Dan Nabi Muhammad SAW, berdoa untuk mereka yang mengerjakan sesuatu di waktu fajar agar Allah melimpahkan berkah kepada mereka, beliau berdoa: “Ya Allah, limpahkanlah berkah untuk umatku pada waktu paginya”. Setelah fajar anda hapalkan 5 ayat, dan mulailah…

Yang kelima : MEMINIMKAN YANG DIHAFAL.

Meminimkan hafalan. Saya tidak katakan bahwa setiap harinya harus menghapal seperempat (hal/juz), tidak…Karena nanti syetan membisikkan: “ayo hapalkan seperempat (hal/jus) atau 2 ¼…” dan ketika anda sudah menyelesaikan 1 juz, anda lupa sepertiga dari hapalan anda…JANGAN…

Perbuatan yang sedikit tapi berkesinambungan lebih baik dari pada banyak namun pada akhirnya terputus.

Yang ke enam : MEMBACA HAFALAN DI SETIAP KALI SHALAT.

Meminimkan hapalan dan mengulanginya 5 kali dalam shalat. Tidak apa apa misalnya anda menghapal 3 ayat dalam sehari…

Kemudian anda ulangi hapalan anda ketika shalat dhuha, subuh, shalat sunnah subuh, dzuhur, sunnah dzuhur, ashar, maghrib, sunnah maghrib, isya dan shalat sunnah isya. Saya kira bukanlah hal yang sulit, hanya 3 ayat, ok…

Hari selanjutnya anda tambah hafalan lagi 3 ayat, setelah anda hafal, ulangi hafalan anda dalam shalat, Menghafal cukup dengan 7 menit, akan tetapi anda mengulang-ulangnya dalam shalat. Ketika berjalan ke mesjid pun anda dapat mengulangi hafalan anda, pulang pergi ke mesjid mungkin anda dapat mengulangi 5 kali ataupun 15 kali, saya kira hafalan anda akan kuat dan sempurna. Hari jumat, pada hari jumat anda mengulangi hafalan anda yang telah anda hafal selama satu ahad. Coba perhatikan, hari sabtu anda telah hafal 3 ayat…eh sekarang kita hari rabu, insya Allah mulai kamis, pagi besok, Anda hafalkan hari kamis 3 ayat, ok! Dan baca hafalan anda pada shalat 5 waktu, hari jumatnya anda hafalkan lagi 3 ayat selanjutnya, hari kamis 3 ayat, hari jumat 3 ayat. Kemudian setorkan hafalan anda sebanyak 6 ayat. Hari sabtunya, setoran hafalan menjadi 9 ayat. Hari ahad menjadi 12 ayat dan seterusnya. Setiap hari anda menghafal 3 ayat dan mengulangi hafalan anda yang lain. Dan usahakan anda banyak membaca hafalan anda itu di dalam shalat. Setelah isya anda shalat sunnah isya 2 rakaat dengan membaca seluruh yang anda telah hafal.

Silahkan coba cara ini selama satu minggu, semoga hasilnya lebih baik insya Allah, amin.

Yang ke tujuh : MURAJA’AH ATAU MENGULANG.

Murajaah atau Mengulangi hafalan yang telah lalu dan mengulangi hafalan tersebut pada shalat sunnah 2 rakaat setelah isya.

Yang ke delapan : LUANGKAN WAKTU SEPEKAN UNTUK MENGULANG SETELAH HAFAL 1 JUZ.

Apabila Allah memuliakan anda dengan menghafal al-Quran 1 juz dengan sempurna, maka anda berhenti menambah hafalan anda selama sepekan penuh, anda hafal juz Amma contohnya, anda jangan menambah hafalan baru, tapi dalam sepekan setiap hari anda mengulangi juz amma 2 kali, terus setiap hari 2 kali, supaya hafalan anda sempurna, terus dengan perlahan. Syetan membisiki di telinga anda : “Wah anda telah hafal juz ‘Amma, ayo cepat segera anda hafalkan juz Tabarak, juz Qad Samiallah, ayo cepat…” TIDAK…TIDAK…anda harus hafal perlahan lahan, ya sedikit demi sedikit, kalau tidak bisa, jadi selama 10 tahun anda tidak akan menghafal apapun, oke! Selama sepekan penuh anda mengulangi 1 juz yang telah anda hafal.

Yang ke sembilan : JIKA SUDAH HAFAL 1 JUZ, MENGULANG ¼ HAFALAN YANG LALU DITAMBAH 3 AYAT YANG BARU.

Apabila Allah memuliakan anda dengan menghafal 1 juz, maka setiap hari anda menghafal 3 ayat dan mengulangi ¼ hafalan anda yang lalu, setiap hari tambah 3 ayat dan mengulangi ¼ dari hafalan yang lalu.

Baca Juga :
  1. Inilah Hukuman Bagi Orang Yang Hanya Mencintai Dunia
  2. Hati-Hati Dengan Kunjungan Para Malaikat Maut

Coba perhatikan, apabila Allah memuliakan anda dengan menghafal 2 juz, maka yang harus anda ulangi adalah 2 perempat dari hafalan anda, ditambah 3 ayat hafan baru, begitulah seterusnya dan anda baca apa yang anda telah hafal dalam 2 rakaat shalat sunnah setelah isya.

Yang ke sepuluh : MEMINIMALISIR MAKAN, BERBICARA DAN TIDUR.

Coba perhatikan!!! Ini penting sekali, anda masih bersama saya, simaklah!!! Setelah anda menghafal Al-Quran maka anda harus meminimalisir 3 hal :

  1. Meminimalisir makan,
  2. Ucapan,
  3. Dan juga tidur,

Pembicaraan dikurangi, waktu tidur dijadwal, begitu juga waktu makan, kalau tidak, akan bermasalah.

Yang ke sebelas : BERDO’A.

Berdo’a semoga Allah memudahkan anda menghafal Al-Qur’an. Berdo’a, Allah SWT akan memberkahi anda yang menghafal Al-Qur’an, karena anda tidak akan bisa menghafal al Quran kecuali dengan Taufiq Allah ( pertolongan / anugrah Allah ).

Setiap pembicaraan ini adalah ringkasan dari kitab dengan judul “Atsimaarul Yaani’ah filkhuthobil jaami’ah”, dan kitab ini dikarang oleh Ibnu Rajab Al Hambali.
Ref: sandk, catatansandk.com, fauziya/muslimahzone.com, wikipedia.org)
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh